Sabtu, 29 Oktober 2011

Penyesalan Part I


Di ceritakan sebuah kehidupan seorang remaja SMA yang bernama Minji. Minji adalah seorang siswi di SMA Pelita di Surabaya. Ia baru duduk di kelas satu SMA. Dia seorang gadis cantik yeng memiliki rambut panjang, mata bulat, kulit putih langsat, tinggi badan 160 cm. Tapi, sayang kecantikannya  itu tidak pernah dia perlihatkan karena dia adalah seorang gadis yang kurang percaya diri dengan tubuhnya. Dia merasa bahwa ia tidak secantik teman – temannya di SMA tersebut.
                Semester pertama Minji di SMA Pelita, terasa menyenangkan. Dia mulai mnedapat banyak teman dan mendapatkan seorang teman sebangku yang sangat cocok dengannya. Teman sebangkunya bernama Tiara. Minji sangat senang dan bahagia bisa mendapat teman dekat di SMA tersebut. Karena tidak ada satupun teman SMPnya yang bersekolah di SMA Pelita. Minji dan Tiara mulai dekat dengan beberapa teman sekelasnya yaitu, Bima, Firo, Kevi dan Mini. Mereka berenam sering pergi jalan – jalan ke mall ataupun ke taman umum. Hal tersebut berlangsung hingga akhir semester satu.
                Tanpa disadari Minji jatuh cinta dengan Firo. Pada awalnya Minji hanya menganggapnya suatu pelampiasan saja bukan jatuh cinta sungguhan. Satu bulan kemudian Minji sadar bahwa ia memang jatuh cinta pada Firo. Minji bingung dan malu apakah harus ia menyatakan perasaannya pada Firo?. Tpi, Minji tidak mau ada hunbungan lebih dari teman antara ia dengan Firo, karena ia takut akan di jauhi Firo. Menurut dia lebih baik memendam perasaannya pada Firo sehingga ia bisa tetap dekat Firo dari pada ia harus menyatakan perasaannya dan dijauhi Firo.
                Setiap hari saat Minji bertemu dengan Firo dan berdekatan dengannya jantungnya terasa berdegup kencang dan tubuhnya gemetaran. Ia bunging bagaimana cara menghilangkannya. Akhirnya, pada saat kerja kelompok mereka berdua saling bercanda dan mengobrol tentang keinginan mereka berdua. Tanpa disadari Minji bahwa Firo telah mengetahui perasaanya,Minji menjawab pertanyaan Firo yang diajukan padanya, “ Minji, gi mana menurutmu kamu percaya tidak kalau aku di semester dua nanti akan pndah kelas ?,Tanya       Firo. Minji menjawab, “ Itu tidak mungkin aku tahu kamu gi mana,perkataanmu tidak ada yang bisa dipercaya “, dengan mata berkaca – kaca dan suara yang sedikit shock serta menatap mata Firo dengan tajam. Firo pun yang mengetahui hal tersebut menjawab dengan mudahnya, “ Aku tidak mungkin berbohong, sungguh aku akan pindah sekolah “. Air mata Minji pun sdah tak terbendung lagi, dengan suara hampir menangis Minji mencoba menjwab dengan tegar, “ Kalau begitu jangan pindah, tetaplah di sini Firo “, Minji terkejut sekaligus bingung melihat Firo tertawa terbahak – bahak, ia pun berkata, “ Bohong….. Aku tidak akan pindah “. Minji sangat malu. Mulai saat itu Minji mulai menjaga jarak dengan Firo karena ia berfikir pasti Firo sudah mengetahui perasaannya pada Firo.
                Saat mereka berjalan dan saling berpapasan ada sebuah tatapan yang canggung dan gugup. Mereka berdua selalu salah tingkah dan tidak bisa menatap mata mereka masing – masing, terutama Minji. Minji berfikir apakah Firo sebenarnya juga suka dengannya?
Tiga bulan kemudian, Minji kaget dan tidak percaya mendengar berita bahwa Firo telah memiliki pacar. Ia sangat sedih dan menyesal karena tidak mengungkapkan perasaannya pada Firo. Di setiap mimpinya, selalu muncul Firo dan setiap ia melihat teman lelakinya yang lain juga terbayang Firo. Setiap hari ia menangis karena ia tidak bisa bersama Firo. Minji pun berusaha bangkit dari keterpurukkannya, tapi tetap tidak bisa. Karena Firo selau muncul di pikirannya. Hal tersebut berlangsung hingga ia naik ke kelas dua SMA. Saat, itu ia berpisah dengan Firo maupun Tiara serta sahabatnya yang lain. Minji menggunakan kesempatan itu untuk berusaha melupakan dan menghilangkan perasaannya pada Firo. Tapi, ia tetap tidak bisa karena tiap hari ia masih sering berpapasan dengan Firo meskipun tidak saling menyapa. Rasa itu pun semakin hari semakin besar dan dalam. Dan yang paling menyakitkan adalah saat Minji mengetahui bahwa ia sekelas dengan pacarnya Firo. Hatinya serasa hancur tak karuan. Ia bingung apa yang harus diperbuatnya pada cewek itu. Karena cewek itu tidak tahu kalau ia suka dengan pacarnya. Akhirnya, Minji memutuskan untuk tetap menyapaa cewek itu dan berteman dengannya. Hari demi hari ia jalani tidak ada seharipun di pikirannya untuk tidak memikirkan Firo.
Tak terasa dua tahu pun berlalu dan rasa itu masih ada di hati Minji. Sampai saat kelulusan dan masuk kuliah bayangan Firo di penglihatannya masih sangat jelas dan seperti nyata.Minji selalu mencoba untuk menerima kehadiran cowok lain di hatinya. Tapi, dalam hatinya tidak bisa bohong bahwa ia sangat mencintai Firo. Sangat mencintainya,,,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar